Keberadaan gamelan gong kebyar di Tejakula,
merupakan salah satu asset dari perkembangan gong kebyar yang tersebar luas di
Bali. Salah satu bentuk medium seni tabuh, gong kebyar di Tejakula juga di
manfaatkan selain sebagai sarana kebutuhan estetis secara musical, juga sebagai
sarana lainnya seperti untuk pengiring upacara atau ritual, sarana sosial, dan
sarana ekonomi. dari fungsi yang ada sekaligus dimaknai sebagai medium estetis
yang bernilai ritual, sosial, dan ekonomi.
Sejarah singkat keberadaan gamelan
gong kebyar di Tejakula: menurut penuturan gamelan gong kebyar di desa Tejakula
pada mulanya warga dadia pinatih desa Tejakula memiliki seperangkat barungan
gamelan gong kebyar gaya Bali utara. Seperangkat gamelan tersebut, dipinjamkan
kepada desa Tejakula. Pada saat itu kebetulan pemimpin desa atau bapak kepala
desanya dari warga pinatih yaitu Bapak I Ketut Arta. Sebelum bapak I Ketut Arta
memimpin desa Tejakula, desa tersebut pernah juga dipimpin oleh warga pinatih.
Perkembangan kesenian di desa
Tejakula pada saat itu sangat maju khususnya kesenian Kebyar seperti ada
beberapa tarian diantaranya tari Truna Jaya, Margapati, Panji semirang, Tenun,
Wiranata, Oleg Tamulilingan, Cendrawasih, dan tari Kupu-kupu. Adapun mengenai
tabuh-tabuhan seperti : Hujan Mas, Bande Sura Kekebyaran, dan tabuh galang
kangin kekebyaran. Kesemuanya jenis kesenian tersebut dapat disajikan atau
diiringi oleh barungan gamelan gong kebyar milik warga penatih yang dipinjamkan
bapak kepala desa Tejakula.